PT Vale Indonesia melaporkan penjualan nikel matte sebanyak 16.758 ton untuk periode Januari hingga Maret 2023. Dari penjualan tersebut Vale memperoleh US$ 363,2 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun.
Sementara itu, Vale memproduksi 16.769 ton nikel matte pada kuartal pertama tahun ini, naik 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Vale Febriany Eddy mengatakan harga nikel pada kuartal I 2023 berada pada level yang menguntungkan sehingga mendorong laba bersih perseroan naik 207% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi US$ 98,1 juta.
“Kami juga diuntungkan dengan harga komoditas energi yang lebih murah,” katanya dalam siaran pers yang dikutip Kamis (27/4).
Selain kontribusi positif dari harga komoditas yang lebih rendah, tambah Febri, tingkat penurunan biaya juga didorong oleh kedisiplinan perusahaan dalam hal manajemen biaya dan upaya terus menerus untuk meningkatkan produktivitas dalam proses bisnis perusahaan.
“Efisiensi operasional telah kami tingkatkan sejak September 2022 sebagai langkah antisipatif terhadap kenaikan harga batu bara yang signifikan di tahun 2022,” kata Febri.
Sementara itu, nikel matte merupakan produk olahan bijih nikel saprolit berkadar tinggi 1,5% hingga 3% yang dimurnikan dalam peleburan dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Komoditi besi dan stainless steel merupakan produk lanjutan dari pengolahan nickel matte.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor produk hilir bijih nikel olahan mencapai US$ 4,98 miliar atau sekitar Rp 74,3 triliun pada kuartal I 2023. Komoditas berikutnya adalah ferro nikel, nikel matte, dan nikel. besi kasar atau NPI.
BPS merinci total nilai ekspor feronikel Januari-Maret 2023 mencapai US$ 3,75 miliar dengan pembeli mayoritas dari China senilai US$ 3,65 miliar. Sisanya dikirim ke India dan Korea Selatan dengan nilai transaksi masing-masing US$ 45,2 juta dan US$ 29,8 juta.
BPS juga melaporkan realisasi ekspor bahan nikel pada kuartal I tahun ini mencapai US$ 1,22 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun. Transaksi penjualan terbanyak berasal dari China sebesar US$ 656,7 juta dan Jepang sebesar 363,2 juta. China juga merupakan pengekspor produk NPI terbesar dengan nilai US$ 7,5 juta.