PT PLN (Persero) membuka kerja sama pengembangan panas bumi dengan investasi Internal Rate of Return (IRR) yang menarik bagi investor. Kerja sama investasi pengembangan panas bumi ini merupakan bentuk kerja sama bersama dalam ketahanan energi dan melepaskan ketergantungan terhadap energi fosil.
Sementara itu, PLN menawarkan skema investasi kemitraan dalam pengembangan panas bumi melalui skema Geothermal Exploration and Energy Development Agreement (GEEDA).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, saat ini terdapat 9 (sembilan) Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang sedang dikembangkan oleh PLN dan terbuka peluang kerjasama.
Tawaran skema GEEDA kepada investor diharapkan dapat mendorong investasi panas bumi di Indonesia.
“Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar dan potensi bisnis yang dapat dikembangkan. Langkah bersama ini juga merupakan upaya bersama dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) dengan meningkatkan energi bersih,” kata Darmawan, dalam keterangan tertulis, Senin (17/4) ).
Darmawan menjelaskan, PLN sudah melakukan kajian terhadap sembilan wilayah kerja yang ditawarkan. Melalui skema GEEDA, kata Darmawan, pengembangan panas bumi dilakukan melalui kerja sama antara PLN sebagai off-taker dan investor.
Skema baru ini merupakan keberhasilan dari PLN. Jika sebelumnya pembangunan WKP PLN hanya bersifat offtaker, kini PLN membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak dari hulu. Mulai dari eksplorasi hingga produksi listrik.
“Melalui skema ini, PLN mengutamakan keadilan kemitraan sehingga kerja sama ini mencakup dari hulu hingga hilir. Skema kerja sama ini diharapkan dapat membuat investor leluasa berinvestasi di sektor panas bumi,” kata Darmawan.
Sementara itu, Darmawan juga menjelaskan skema GEEDA juga mampu meningkatkan Internal Rate of Return (IRR) yang menarik minat investor. Selain itu, PLN sebagai BUMN menawarkan skema kerjasama dengan cost recovery dari biaya eksplorasi wilayah kerja panas bumi.
Dalam kesempatan berbeda, Project Manager Funding dari McDermott Will & Emery Clarinda Tjia-Dharmadi memastikan skema investasi GEEDA yang ditawarkan PLN mampu meningkatkan minat investasi.
Melalui skema GEEDA ini, PLN merumuskan proses kerjasama end-to-end dari hulu ke hilir dengan berbagi risiko pembangunan.
“Skema ini merupakan kemitraan investasi yang baik di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu. Dengan berbagi risiko dan berbagi investasi proyek panas bumi di Indonesia, hal ini mampu meningkatkan kepastian investasi dan hasil investasi yang lebih menarik bagi investor,” kata Clarinda.
Dari 9 WKP yang ditawarkan PLN, terdapat 4 WKP yang memiliki data progres dan kelengkapan studi yang memenuhi syarat. Keempat WKP unggulan PLN ini bahkan memiliki infrastruktur pendukung untuk eksplorasi lebih dalam.
Keempat WKP itu adalah WKP Songa Wayaua 10 Megawatt (MW), WKP Tangkuban Perahu 20 MW, WKP Atadei 10 MW, WKP Tulehu 20 MW. Pertama, WKP Songa Wayaua terletak di Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Kedua, WKP Atadei terletak di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Ketiga, WKP Tangkuban Perahu yang terletak di Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Lapangan ini memiliki potensi energi sebesar 20 MW. Keempat, WKP Tulehu berkapasitas 20 MW terletak di Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
PLN berharap peluang kerjasama ini menjadi katalis dalam percepatan pencapaian target NZE pada tahun 2060. PLN mengutamakan kerjasama dan asas keadilan dalam pola kerjasama bisnis ini.
Sementara itu, PLN menggelar pasar di Tokyo, Jepang pada 6-7 April untuk mendapatkan masukan dari calon investor dan pemodal.
Selain itu, pada Jumat (14/4), PLN juga langsung menindaklanjuti screening pemasaran sebelumnya melalui agenda Focus Group Discussion dengan pemangku kepentingan terkait di Jakarta.