Indonesia bertujuan untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan melakukan delapan upaya pengurangan emisi karbon untuk membantu mencapai target tersebut.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Pahala N. Mansury menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki target untuk menurunkan emisi karbon sebesar 31,89% pada tahun 2030 sesuai dengan Nationally Defined Contribution (NDC) yang telah diupdate. Tindakan PLN diperlukan untuk membantu mencapai target ini.
“Komitmen PLN untuk mewujudkan dekarbonisasi dan mendorong transisi energi antara lain dengan mempercepat pengurangan penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara,” kata Pahala, Senin (17/10).
Dia mengatakan PLN juga akan mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi untuk mengurangi emisi karbon.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN telah memulai delapan upaya untuk mengurangi emisi karbon. Langkah-langkah strategis ini akan dipresentasikan kepada para delegasi pada Konferensi Internasional BUMN.
“Dengan bekerja sama, kami juga memastikan akan terus menyediakan listrik yang andal dan bersih untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Darmawan.
Delapan upaya strategis PLN untuk mengurangi emisi karbon, yaitu:
Pensiun PLTU secara bertahap. Langkah ini dinilai paling efektif dalam mengurangi emisi karbon di sektor ketenagalistrikan sekaligus mengurangi penggunaan batu bara sebagai energi fosil. Penembakan bersama yang telah dilakukan oleh badan usaha dan pemerintah daerah akan meningkatkan perekonomian masyarakat Mempercepat penambahan pembangkit listrik berbasis energi bersih. Hingga tahun 2025, PLN akan menambah pembangkit berbasis EBT sebesar 3 GW dengan tambahan total kapasitas terpasang sebesar 20,9 GW dari tahun 2021 hingga 2030. Memberikan layanan Renewable Energy Certificate (REC) sebagai fasilitas yang dapat digunakan oleh BUMN, pemerintah, retail, bisnis , dan pemangku kepentingan industri agar dapat menggunakan listrik berbasis EBT secara bersama-sama. Mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan membuat skema kerjasama yang intensif dengan mitra melalui franchise pengembangan SPKLU dan SPBKLU dengan perbankan, pusat perbelanjaan, perkantoran, swasta, operator jasa angkutan, dealer sepeda motor dan lainnya sehingga terdapat ribuan SPKLU dan SPBKLU yang difasilitasi oleh PLN. Mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) sehingga dapat menjadi teknologi untuk menyerap emisi karbon dalam jumlah besar di PLTU dan PLTG. Mengembangkan teknologi hidrogen untuk mengurangi emisi dari pembangkit bahan bakar fosil melalui implementasi pembakaran bersama hidrogen dan amonia. Mengembangkan Teknologi Grid & Sistem Kontrol Cerdas. Aplikasi ini akan meningkatkan efisiensi sistem sekaligus mengurangi emisi melalui digitalisasi setiap lini proses bisnis.
“Pengembangan teknologi dan inovasi dapat menekan harga pengembangan EBT. Ini menjawab dilema antara energi bersih tapi mahal atau energi kotor tapi murah. Ini bisa dijawab, bahwa ke depan energi bersih dan murah bisa tercapai,” ujar Darmawan.