Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan seluruh wilayah di Indonesia dapat terpenuhi pasokan listriknya pada tahun ini atau rasio elektrifikasi (RE) sebesar 100%. Pencapaian rasio elektrifikasi hingga tahun 2022 sebesar 99,63%, naik dari 99,45% pada tahun 2021.
Plt. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah menyiapkan tiga strategi untuk memperluas akses listrik di seluruh Indonesia, terutama di daerah perbatasan, terluar, dan terbelakang (3T).
Strategi pertama adalah meningkatkan konektivitas jaringan. “Program perluasan jaringan sambungan desa dan/atau rumah tangga yang dekat dengan jaringan listrik PLN melalui program sambungan jaringan listrik,” ujarnya pada acara Media Conference Pencapaian Kinerja Tahun 2022 dan Program Ditjen Ketenagalistrikan Tahun 2023 di Jakarta, Selasa ( 31/1).
Penyambungan jaringan menjadi pilihan utama pemerintah untuk melistriki desa yang belum tersentuh jaringan listrik, mengganti lampu LTSHE sebelumnya dan melistriki desa dengan listrik non-PLN.
Langkah kedua, lanjut Dadan, adalah pengembangan jaringan tambang melalui pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi energi terbarukan lokal untuk wilayah yang sulit dijangkau melalui perluasan jaringan listrik PLN dan masyarakat yang tinggal di masyarakat.
“Pengembangan minigrid menggunakan energi lokal dan ini paling cocok untuk daerah kepulauan,” imbuhnya.
Menurutnya, penyediaan listrik untuk desa yang masih gelap di kawasan 3T dilakukan dengan mendorong penggunaan energi baru terbarukan berbasis potensi lokal lengkap dengan alat penyalur tenaga listrik (APDAL) dan stasiun pengisian daya listrik (SPEL). ). ).
“Program ini untuk menyuplai listrik di desa-desa yang belum teraliri listrik yang penduduknya terpencar atau terpencar sehingga tidak bisa membangun listrik atau jaringan pertambangan,” ujarnya.
Strategi lain untuk mempercepat pencapaian 100% RE adalah program Bantuan Instalasi Listrik Baru (BPBL) 450 VA untuk Rumah Tangga (RT) Miskin yang belum memiliki listrik yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Program ini bertujuan untuk memasok listrik ke sekitar 83.000 RT pada tahun 2023.
Target lain di bidang ketenagalistrikan tahun ini adalah penambahan kapasitas pembangkit 5.511,69 MW, jaringan transmisi 3.519,5 km, gardu induk 3.900 MVA, jaringan distribusi 43.065 Km, gardu distribusi 3.206 MVA, dan stasiun pengisian kendaraan sebanyak 1.030 unit. Listrik Umum (SPKLU).
“Untuk mendukung kendaraan listrik, tahun 2023 ditargetkan 1.030 SPKLU terpasang di Indonesia, artinya hampir dua kali lipat dari tahun 2022. Dalam waktu dekat kita akan memiliki sekitar 3.000 unit SPKLU tahun ini,” kata Dadan.
Sementara untuk alokasi subsidi listrik, Dadan kembali menjelaskan, pada 2023 ditargetkan mencapai 73.608,75 GWh. “Total listriknya 73.608,75 GWh. Kalau kita hitung anggaran subsidi rata-rata dari pemerintah adalah Rp 70,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.800/US$ dan ICP US$ 90/barel,” katanya. . Ayah.
Investasi ketenagalistrikan tahun ini ditargetkan mencapai US$ 6,64 miliar, naik dari target 2022 sebesar US$ 5 miliar. Sedangkan realisasi investasi pada 2022 melampaui target US$ 5,71 miliar.
“Tahun lalu investasi ketenagalistrikan 5 miliar, sekarang 6,64 miliar. Ini respon positif terhadap apa yang terjadi di 2022. Kita akan baik di 2022 dari sisi ekonomi dan dari sisi konsumsi energi,” lanjut Dadan.