Pemerintah menjajaki kerja sama dengan perusahaan China untuk membangun smelter pengolahan bauksit menjadi aluminium di Jawa Timur. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rencana tersebut merupakan hasil pembahasan antara pemerintah dengan pihak terkait awal pekan lalu.
Selain berencana membangun smelter, Luhut mengatakan perusahaan China itu akan membangun industri aluminium. Luhut melihat langkah ini sebagai alternatif untuk menyerap produk tambang bauksit seiring larangan ekspor bauksit mulai 10 Juni mendatang.
“Kami sedang membicarakan proyek aluminium di Jawa Timur. Mereka akan membangun industrinya di sana,” kata Luhut saat berbicara di Forum Geopolitik VII Jakarta yang disiarkan secara daring, Kamis (15/6).
Luhut mengatakan wilayah Jawa Timur nantinya akan menjadi salah satu lokasi industri hilir pertambangan mineral. Ini menyusul pembangunan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik.
Smelter yang diharapkan beroperasi penuh pada akhir 2024 ini memiliki nilai investasi US$ 3 miliar dan diperkirakan mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. “Begitu juga dengan peleburan tembaga di Gresik yang merupakan bagian dari baterai lithium. Jadi semua kegiatan hilirisasi akan ada di sana,” kata Luhut.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan realisasi investasi di sektor industri logam dasar serta barang dan peralatan logam bukan mesin.
Strategi ini dinilai sebagai batu loncatan untuk mewujudkan rencana industri berbasis ekonomi hijau, khususnya membangun pabrik baterai untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik.
Bahlil menjelaskan pemerintah telah meningkatkan realisasi investasi di industri logam dasar sejak 2020, seiring dengan kebijakan penghentian ekspor bijih nikel. Total investasi tahun itu mencapai Rp 94,8 triliun, naik 53,8% dari Rp 61,6 triliun di tahun 2019.
Jumlah investasi di sektor logam dasar secara konsisten meningkat menjadi Rp 171,2 triliun alias 177,9% pada tahun 2022. “Pendekatan pemerintah ke depan adalah bagaimana memberikan nilai tambah dari hilirisasi mineral,” ujar Bahlil dalam presentasi di Universiti Bina Nusantara bahwa disiarkan secara daring pada Kamis (15/6).