liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Pasokan Biomassa ke PLN Minim, Produsen Lebih Memilih Ekspor

Pasokan Biomassa ke PLN Minim, Produsen Lebih Memilih Ekspor

PT PLN menyatakan penyerapan penggunaan biomassa untuk batu bara campuran atau co-firing untuk pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) mencapai 220.000 ton pada kuartal pertama 2023. Angka tersebut setara dengan 20% dari kebutuhan biomassa untuk 34 batu bara. pembangkit listrik tenaga api sebesar 1,08 juta ton pada tahun 2023. Ini.

Pemanfaatan biomassa sebagai campuran bahan bakar pembangkit listrik tenaga batubara dinilai kurang optimal karena ketersediaan bahan baku yang terbatas. Selama ini pasokan biomassa umumnya masih berasal dari produk sampingan.

Corporate Secretary PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Mamit Setiawan mengatakan, harga Biomassa untuk pembangkit listrik dibatasi pada harga patokan tertinggi atau HPT untuk batu bara. Hal ini mempengaruhi sikap produsen yang memilih menjual biomassanya ke pasar ekspor.

“Saat ini perhitungan harga biomassa pembangkit PLTU hanya sebatas HPT batubara maksimal di PLTU,” kata Mamit melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (20/4).

Menurut Mamit, Indonesia akan mengalami kerugian akibat ekspor Biomassa. Pengembangan green energy akan terhambat, sebaliknya sebagian besar pasokan energi dalam negeri masih dipenuhi oleh impor energi fosil berupa BBM dan LPG yang mahal.

Efek Negatif terhadap Kesuburan Tanah di Indonesia

Kata Mamit, ekspor biomassa kerap dibarengi dengan penjualan nutrisi ke luar negeri. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kesuburan tanah di Indonesia.

“Produksi biomassa dalam negeri tentu membutuhkan energi yang meningkatkan emisi karbon. Namun, jika diekspor, pemanfaatan biomassa rendah emisi akan dinikmati oleh negara lain. Emisi di Indonesia meningkat, sementara emisi di negara lain menurun,” kata Mamit.

Mamit mengatakan, regulasi terkait biomassa kini menjadi hal baru di internal PLN. Perusahaan pelat merah itu berharap mendapat dukungan regulasi dari pemerintah.

Dukungan tersebut meliputi jaminan penyediaan biomassa di sektor hulu, hingga pengaturan PLN sebagai pembeli seluruh bahan baku atau offtaker di sektor hilir.

“PLN EPI terus mengembangkan ekosistem pasokan biomassa baik dalam bentuk sinergi BUMN dengan Pemda maupun swasta,” kata Mamit.

Targetkan 1,08 Juta Ton

Sebelumnya, PLN menargetkan kebutuhan biomassa untuk 34 PLTU tahun ini sebesar 1,08 juta ton. Hal ini bertujuan untuk mengimplementasikan agenda transisi energi yang dilakukan perusahaan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil secara bertahap.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan, perseroan telah menjalin kerja sama dengan badan usaha milik negara dan hutan energi untuk memastikan pasokan biomassa yang berkelanjutan. Perusahaan juga melibatkan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyediaan biomassa.

“Kami banyak mendapatkan pasokan biomassa dari masyarakat. Kami mengumpulkan limbah pertanian dan perkebunan, limbah hutan rakyat, limbah penebangan dan panen untuk dijadikan bahan baku biomassa,” kata Iwan dalam siaran pers, Rabu (1/3). . .

Dalam kesempatan tersebut, Iwan melaporkan pencapaian kebutuhan jangka panjang terkait alokasi biomassa mencapai 10,2 juta ton untuk disalurkan ke 52 PLTU pada tahun 2025.

Menurut laporan Kementerian ESDM, total kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT) Indonesia akan mencapai 12.529 megawatt (MW) pada 2022.

Kapasitas tersebut merupakan gabungan dari tenaga air (PLTA), bioenergi, panas bumi (PLTP), tenaga surya (PLTS), dan tenaga angin/angin (PLTB).

Pada periode 2018-2022, PLTA merupakan pembangkit EBT dengan kapasitas terpasang terbesar di Indonesia. Sedangkan kapasitas EBT lainnya jauh lebih rendah seperti terlihat pada grafik.