Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor batu bara pada kuartal I 2023 mencapai US$ 10,1 miliar atau sekitar Rp 150 triliun. Sedangkan realisasi ekspor Januari-Maret sebesar 122,8 juta ton atau menyumbang 23,7% dari kuota ekspor batubara tahunan sebesar 518 juta ton.
China merupakan negara pengekspor terbesar dengan nilai transaksi US$ 2 miliar. India dan Jepang masing-masing menduduki peringkat kedua dan ketiga, dengan nilai ekspor US$ 1,9 miliar dan US$ 1,8 miliar.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi batu bara pada kuartal I 2023 sebesar 170,2 juta ton. Angka ini lebih rendah 1,6% dari target 173 juta ton, karena kendala cuaca dengan curah hujan yang tinggi.
“Tantangan kegiatan produksi lebih disebabkan oleh kendala cuaca yang cenderung sering hujan sehingga hasil produksi sedikit di bawah target triwulanan,” kata Direktur Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Lana Saria dalam pesan singkatnya. Kamis (13/4).
Ia juga mengatakan, realisasi pemasaran ekspor sebanyak 122,84 juta ton dikirim ke beberapa negara Asia Timur seperti China, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. Selain itu, batubara Indonesia juga mendapat permintaan dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.
Sedangkan realisasi pasokan batubara untuk kebutuhan Domestic Market Obligation (DMO) ketenagalistrikan hingga akhir Maret 2023 mencapai 31,35 juta ton atau 19,4% dari target kebutuhan pasokan batubara untuk pembangkit listrik PLN yang mencapai 161,2 juta ton sepanjang periode tersebut. tahun ini.
Sebelumnya, PLN memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik pada 2023 mencapai 161,2 juta ton. Jumlah tersebut dialokasikan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN sebanyak 83 juta ton dan PLTU swasta atau Independent Power Producer (IPP) sebanyak 78,2 juta ton.
Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara sebesar 694 juta ton pada 2023. Angka tersebut lebih tinggi 4,6% dari target produksi tahunan sebesar 663 juta ton pada tahun ini. “Sedangkan proyeksi produksi hingga akhir tahun 2023 masih menggunakan rencana produksi yang ditetapkan sebelumnya yaitu 694,5 juta ton,” kata Lana.