Indonesia tengah gencar mendorong industri hilirisasi pertambangan. Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut, pertambangan di Indonesia saat ini merupakan yang paling maju di ASEAN.
“Kalau bicara soal pertambangan, Indonesia sudah jelas yang paling maju di ASEAN. Kita punya hampir semua mineral, walaupun di Filipina juga pertambangannya bagus, Vietnam juga ada beberapa, Thailand juga ada beberapa,” kata Tony Wenas dalam ASEAN Investment Forum, Minggu (3/9).
Ia mengatakan, banyak investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di sektor pertambangan di Indonesia. Selain sumber daya alam yang berlimpah, menurut dia, ASEAN merupakan pasar yang besar untuk sektor pertambangan.
Namun demikian, menurut dia, ada beberapa tantangan di sektor pertambangan yang menghambat investasi masuk, di antaranya digitalisasi. Menurutnya, sangat penting untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang memahami teknologi maupun digitalisasi.
“Jadi, menurut saya, sangatlah penting untuk menyediakan lebih banyak tenaga kerja terampil di negara-negara ASEAN,” ujarnya.
Tony menilai, para investor akan melihat kestabilan politik, kebijakan perpajakan, pertumbuhan ekonomi dalam berinvestasi. Menurut dia, Indonesia telah memiliki poin-poin terkait keamanan dan pertumbuhan ekonomi.
“Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi, buktinya semester I lalu dari target Rp 1.400 triliun investasi di Indonesia sudah tercapai hampir 50 %,” katanya.