Pemerintah akan membagikan 680 ribu unit penanak nasi listrik atau rice cooker secara gratis. Tujuannya untuk meningkatkan konsumsi listrik rumah tangga.
Namun, rencana ini tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Alasannya, pemerintah tidak mengalokasikan anggaran khusus untuk program tersebut.
“Belum ada anggaran karena kajiannya belum selesai,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Selasa (29/11).
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pemerintah masih terus berupaya memperdalam pelaksanaan program bantuan beras periuk. “Itu masih perlu pendalaman, karena juga melibatkan kementerian dan lembaga lain,” kata Arifin.
Sebelumnya, Plt Sekjen Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan pemerintah berencana membagikan rice cooker gratis sebagai upaya meningkatkan konsumsi listrik rumah tangga. Hingga September 2022, konsumsi listrik masih sebesar 1.169 kilowatt jam (KWh) per kapita, masih jauh di bawah target tahun ini sebesar 1.268 KWh.
Ida menuturkan, optimalisasi penyerapan listrik di sektor rumah tangga akan terus dilakukan melalui Program Bantuan Penanak Nasi Listrik (PBPNL) yang saat ini masih menunggu regulasi sebagai landasan pelaksanaannya.
Sasaran keluarga penerima (KPM) paket penanak nasi elektrik ini adalah rumah tangga dengan daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA. Pemilihan target tersebut dihitung berdasarkan survei PLN yang menyatakan mayoritas pelanggan 450 VA dan 900 VA menggunakan LPG 3 kg.
“Melebihi penegasan daya 450 dan 900 VA oleh Kepala Desa termasuk pengguna LPG 3 Kg,” ujar Ida saat menjadi narasumber dalam forum diskusi publik online, Jumat (25/11).
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN 2023) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah berencana mendistribusikan 680.000 unit penanak nasi listrik ke seluruh Indonesia. Ida menjelaskan, KLH yang menjadi target pendistribusian rice cooker tidak perlu menambah pasokan listrik.
“Kementerian ESDM juga sedang mempersiapkan penyaluran e-cooking yang bertujuan untuk pemanfaatan energi bersih, peningkatan konsumsi dan penghematan biaya memasak dengan nilai paket program Rp 500.000 per KPM,” kata Ida.